Belajar dari sinar matahari dan hembusan napas, belajar untuk kembali inner journey.memaafkan dan melepaskan


Setiap hari,meskipun kita melewati jalan yang sama, bertemu orang yang sama, kita selalu melakukan sesuatu yang baru dan perjalanan hidup yang baru. Setiap saat adalah hal yang baru dan kita menghadapi sesuatu yang belum kita ketahui apa hasil nya.



Bila kita melihat dan menyadari akan gerak pikirannya sendiri, ia akan melihat pemisahan antara pemikir dan pikirannya, bahkan antara si pengamat dan yang diamati.



Pikiran...

Sekilas terbayang wajah beberapa orang yang membuatku seolah aku ini tidak punya arti. Sedih rasanya...apa yang kurang? Inisudah... itu sudah...apa pun yang bisa kulakukan sudah...



Dari Matsnawi Rumi:

Wahai saudaraku,engkau adalah pikiran itu sendiri

Dirimu selebihnya bukanlah apa-apa kecuali otot dan tulang



Otot dan tulang... ah iya...

Aku berusaha memaafkan mereka, tapi bayangan betapa mereka begitu jahatnya membuat aku kembali merasa campur aduk.

Aku mencoba menghadirkan wajah Nya untuk kembali mengingat bahwa ada wajah Nya juga dalam perilaku orang yang menyebalkan itu. Yang ada masih rasa kecewa...sedih yang mendalam



Tangan ku menyentuh dahan pohon, sambil merasakan se-rasa rasa nya apapun yang ada dihati. Masih menyusuri guratan pohon itu, aku merasakan berkecamuknya rasa kecewa, rasa marah dan kekecewaan yang dalam.



Mungkin aku masih belum benar-benar bisa memaafkan, mungkin aku lupa bagaimana cara nya, mungkin aku masih merasa terlalu disia-siakan



Apa lagi?????



Menerima semua rasa itu, sambil mengingat wajah Mu...

Beri aku petunjuk yang aku mengerti, ya Allah...



Hari ini aku sudah mencoba untuk hening sejenak. Tapi pikiran ku begitu ramai nya. Seperti ramai di terminal bis. Nanti kalau aku melakukan ini, akan begitu... nanti kalau begitu akan begini... nah... nanti...nanti....



Benar-benar rasanya putus asa...aku paksakan untuk berpikir keras... apa yang harus akulakukan???



Bagus sekali, Dee....tambah rame aja pikiran mu...



Belum bisa juga....



Aih.....



Aku mencari jawaban apa yang bisa aku mengerti. Apa.... Dimana petunjuk-Mu??



Mendadak sinar matahari bersinar sangat terik, sampai-sampai aku tidak bisa membuka mataku sama sekali, saking terik nya...Mengingat itu semua napas ku rasanya jadi sesak



Tarik napas yang lama....dan menghembuskan nya kembali....napasitu kembali menjadi baik...tapi cuma sebentar

Beberapa detik aku hanya diam membisu, dan sesaat kemudian tangan ini gemetar...

Astaghfirullah.... Aku mengerti sekarang...dengan matahari yang sedemikian teriknya Engkau memintaku untuk melakukan kembali inner journey...memandangdengan pandangan mata ke dalam



Dari Rumi:

Kembali, kembalilah,

Bahkan jika engkau sudah mengingkari taubatmu seribu kali!



Tapi??Inner journey yang seperti apa lagi...???



Akhirnya aku menyerah di rasa bingung ku...



Aku tutup saja mataku, dan mulai menarik napas panjang...seberapa kuat aku bisa menarik napas ku tanpa aku menghembuskan? Tiba2aku tertarik untuk mencoba menahan napas sepanjang mungkin. Dan ada dorongandari dalam hati untuk menghembuskan pelan2. Sebenarnya, ternyata Allah sudah mengajarkan kita untuk melepaskan semua nya. Bisa di lihat dari betapa leganya kita bisa menghembuskan napas. Bahkan napas pun tidak bisa kita tahan lama-lama. Jadi apa pun yang ada di pikiran itu, lepaskan ...biarkan menjadi terurai...



Melalui napas,aku bisa merasakan kehadiran Nya kembali, dalam setiap lembutnya tarikan dan hembusan napas. Seolah aku merasakan Allah berkata: "Dan Aku selalu bersamamu..." Masihkah aku merasa sendirian? Bagaimana mungkin aku masih begitu keras kepala nya menggenggam pikiran yang membuatku bingung sendiri. Lepaskan apa yang ada di pikiran mu, sama seperti Aku yang mengajari mu untuk melepaskan dengan lembut napas mu dengan dorongan dari dalam hati mu. Tanpa Mu sebentar saja, napas ku akan putus.



"Bukankah Aku ini Tuhan mu? Mereka menjawab, Ya, sesungguhnya kami bersaksi [(Al A`Raf (7):172]

Allah mendatangkan gangguan lewat tangan mereka agar engkau merasa tidak tentram bersama mereka. Dia ingin membuatmu resah terhadap segala sesuatu agar tidak ada yang melalaikan mu dari Nya (Al Hikam)



Dalam hembusan napas pelan ku, aku hanya bisa mengucapkan kata-kata:

Wahai Allah, jaga aku dengan mata Mu yang tidak pernah tidur

Pelihara aku dengan kekuatan Mu yang tidak pernah surut

Ampuni aku dengan kekuasaan Mu atas diriku

Wahai Allah, aku akan tetap dalam kebaikan Mu dan jauh daricelaka, karena Engkau tumpuan ku

Wahai yang menjaga Ibrahim dari Namrud

Wahai Allah yang melindungi Musa dari Firaun

Lindungi aku

Cukupkan Engkau sebagai pelindungku dari kejahatan makhluk Mu

Aku memohon rahmat Mu dan nikmat Mu yang telah Kau tentukan untuk ku

Terima kasih ku atas cahaya, penglihatan, pengetahuan yang kau berikan dalam hatiku

Aku berserah atas semua persoalan ku.

Limpahkan shalawat kepada Muhammad beserta keluarganya.



Wahai Allah, aku memaafkan perlakuan mereka dan bila mereka masih membuat ku merasa sedih, aku belajar untuk memaafkan mereka. Beri mereka pengganti yang sebaik-baik nya penyelesaian masalah. Karena Engkau adalah sebaik-baiknya penolong.

Dengan rahmat Mu, wahai Yang Maha Penyayang, diantara para penyayang....



With heart abundance, with God, it always be alright....



0 comments:

 
© free template by Blogspot tutorial