Belajar dari ayunan dahan pohon dan angin, mengenali rasa sombong dan melepaskannya


Langit sore ini kembali mendung.
Sambil mengambil jemuran baju yang lumayan banyak, baru teringat kalau pintu kamar depan belum ku tutup. Aku lemparkan sembarangan baju yang sudah kering, untuk cepat2 menuju teras depan kamarku dan menutup pintu.

Gerakan tangan ini terhenti karena melihat dahan-dahan pohon yang berayun-ayun di tiup angina. Pohon yang bila siang hari seolah terlihat kokoh berdiri tanpa siapapun yang bisa menggoyangkan nya sedemikian rupa.

Sombong…

Membanggakan diri…

Pernahkah? Aku lupa…

Seperti manusia yang kadang membanggakan diri nya lebih dibandingkan yang lain, yang akhirnya menyibukkan diri hanya dengan menyombongkan kelebihan diri nya sendiri. Sombong… Ya Rabbi…ampuni aku bila dengan tidak sengaja aku pernah menyombongkan diri. Karena segala sesuatu yang ada adalah milik Mu semata. Bukan pula hak ku untuk dengan demikian aku mempunyai alasan atas apapun untuk menyombongkan diri. Bila demikian, temani aku selalu dan bantu aku dalam menjaga lisan dan hati ku dari emosi yang satu ini...

Hanya pada Mu saja, aku bisa berharap.

Ya Allah, aku berlindung kepada Mu dari menyekutukan Mu dengan sesuatu dan aku menyadari itu, dan aku juga berlilndung dan minta ampun atas apa yang tidak aku ketahui yang membawa malapetaka bagi ku

Bahkan celaan dan hinaan sebenarnya bukan lah suatu penderitaan. Karena penderitaan sebenarnya membakar ego kita sendiri. Bukan kah segala sesuatu sudah Kau tetapkan dan Kau ijinkan? Bila demikian, maka sebenarnya penderitaan yang pernah aku alami adalah sesuatu yang indah, karena Engkau selalu memberikan yang terbaik. Dalam penderitaan, doa yang ku lantunkan akan berbeda pada saat aku lapang.

Dan bila Kau beri aku kelapangan, mudahkan lah hati ku untuk selalu mengingat Mu

Penderitaan ataupun kelapangan adalah sama, tidak ada bedanya. Karena Engkau selalu menemaniku.

Cukupkan bagi ku Nama Mu

“Dan ingatlah kamu akan Tuhan mu, bila kamu lupa” (Al Kahfi: 24)

Yaa Rabbi..karuniakan aku kesungguhan untuk bertakwa kepada Mu
Jadikan lisan ku selalu mengingat Mu
Yaa Rabbi tidak pernah putus harapan ku untuk berdoa kepada Mu
Karena Engkau tahu aku hanya punya harapan dan doa yang ku gantungkan pada Mu
Sekalipun doaku belum terkabulkan,
Aku yakin bahwa Engkau Maha Mendengar
Engkau adalah Pendengar Yang terbaik

“Dialah Yang Paling Awal dan Yang paling Akhir, Yang maha Zahir dan Maha Batin dan Yang Berkuasa atas segala sesuatu (Al Hadid:3)

Aku memohon syafaat petunjuk dari diri Mu

Abaikan perhatian orang kepadaku, karena hanya pandangan Mu saja yang terlihat.
Abaikan pandangan orang terhadapku, karena aku merasakan penerimaan Mu.
Bila mataku tidak sanggup merasakan penerimaan Mu, itu karena cahaya Mu yang teramat agung.

“Sesungguhnya kamu dalam keaadaan lupa, maka aku singkapkan pandangan mu yang menutupi mata mu. Sehingga pandangan mu hari ini menjadi tajam (50:22)

“Tempat terbitnya bernagai cahaya adalah hati dan berbagai kelembutan rahasia yang terkandung di dalam nya” – Al hikam

Dari Rumi:
Kebaikan Mu selalu mengirimkan kebaikan dan tawaran rahasia tanpa seorang pun tahu
Jangan hilang arah karena tidak kenal kompromi
Jangan terjerat pada apa pun
Marilah berjalan bersama Ku
Jika kita sampai di tujuan
Angin kegembiraan meniup di awal jalan ini
Ia memberi ketahanan dan alamat yang tepat

Ya Rabbi..Hanya lantunan kalimat ini yang mengiringi langkah kehidupan ku, Doa yang pernah diajarkan Nabi Yunus:

Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap [968]: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." ( Surat Al Anbiyaa: 87)

laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu mina alzhzhaalimiina

Laa haulaa walaa quwwata illa billahi (tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali dari Allah Ta’ala)

0 comments:

 
© free template by Blogspot tutorial