Belajar dari bulan purnama, belajar menghadapi dan mengenali rasa takut


Aku duduk sambil menatap langit yang mulai gelap.

Suara binatang malam mulai bersahutan

Masih dalam keheningan ku sendiri dan keheningan malam



Beberapa hal yang bermunculan dalam pikiran ku mencari perhatian ku untuk di bahas



Sekarang tidak hanya satu masalah yang dengan cuek nya seliweran di kepala ku...

Bagus.... Bagus....



Tambah terus....



Satu hal yang cukup menyita pikiran ku, memikirkan nya sudah membuatku pusing.



Aku tidak tahu harus bagaimana...

Aku takut...

Aku takut bila nanti kedepan nya tidak seperti yang aku harapkan

Aku takut bila nanti menyulitkan aku

Aku takut kalau nanti tidak cepat diselesaikan masalah nya tambah ruwet

Aku tidak siap dengan hasil akhir nya

Aku ingin masalah ini cepat selesai, aku tidak tahan lagi..



Al Anbiya: 37

Manusia diciptakan bersifat tergesa-gesa. Kelak aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda kekuasaan Ku. Maka jangan lah engkau meminta Aku untuk menyegerakannya



Jadi?

Apa yangsebenarnya harus ku takutkan?

Kalau aku takut pada hasil akhir nya, itu berarti aku tidak percaya Dia

Kalau aku takut hal ini akan menyulitkan ku, sama juga.. itu berarti aku lupa kalau Dia selalu memberi kemudahan, bukan kesulitan.

Yang sebenarnya kalau aku menuntut kemudahan, apakah benar2 belum ada kemudahan?

Atau aku hanya menuntut kemudahan dari sisi ku? sisi manusia?

Apakah kesulitan itu bukan berarti Allah sedang menaikkan keimanan?

Kalau aku takut akan keruwetan masalah, berarti aku terburu-buru pada hasil akhir

Sedangkan Allah lah yang paling tahu apa yang terbaik buat ku.

Kalau aku takut dengan hasil akhir nya, itu berarti aku lupa bahwa Dia selalu memeliharaku.



Dan...

apa ketakutan ku itu beralasan?

Dengan ketakutanku itu, aku melupakan bahwa Dia selalu memberi yang terbaik

Aku melupakan bahwa dia selalu menjaga ku



Al Anbiya: 42

Katakanlah siapakah yang dapat memeliharamu di waktu malam dan siang hari selain Allahyang maha Pemurah?



Aku hanya bisa mendongakkan kepala ku, dan aku melihat bulan purnama...

Pemandangan itu malah mengaburkan pandangan ku dengan airmata yang mulai merebak...

bulan purnama itu seolah berkata, mengapa engkau harus takut?

Bukan tanpa sebab kau melihat ku malam ini.

Bila engkau takut, lihatlah,aku ada di langit luas yang gelap sendirian.

Bukankah gelap itu tidak enak?

Merasa sendirian di kegelapan itu tidak enak.

Sama mengerikan nya bila engkauharus berjalan di tempat yang gelap sendirian.

Atau bahkan bila kamu harus melakukan semuanya sendiri, sementara dulunya banyak yang membantu dan mendukungmu?

Tapi lihat, aku masih bisa melihat ada sinar bintang, jadi aku tidak sendiri.

Meskipun aku takut juga, tapi aku memilih untuk melakukan apa yang bisa aku lakukan,

dengan menerangi sedapat mungkin dengan sinarku.

Dan aku tidak sendirian dengan rasa takutku, karena aku memilih untuk melihat kalau aku tidak sendirian dan menghadapi gelap ini.

Aku memilih untuk merasakan bahwa dalam kegelapan malam,cahaya ku tampak dengan jelas.

Bahkan tidak setiap saat engkau bisa melihatku di langit.

Bila engkau takut, lihatlah ke atas, di kegelapan malam, dan bila saat nya, engkau bisa melihat aku disitu.

Bila kau tidak melihatku di langit malam, itu berarti aku sedang menikmati keheningan ku.



Apa yang sebenarnya kau takutkan?

Komentar orang?

Cemooh orang?

Perilaku kasar orang lain?

Pengalaman buruk?

Diri sendiri?

Dan itu semua menggambarkan secara tidak langsung: rasa untuk di hargai atau...kenyamanan???



Pertanyaan sederhana:

Sudahkah aku menghargai Dia?

Bila itu kenyamanan, bukan kah kenyamanan itu sudah ada di hati mu?

Bila tidak nyaman,bukan kah itu prasangka mu sendiri?

Bila tidak nyaman, itu hanya sepersekian dari kenyamanan mu



Leherku tercekat..

Sulit menelan ludah...

Ya Allah...



Diantara tanda kehidupan yang baik adalah tidak ciut hati karena pernah salah melangkah dan tidak menyerah dalam keadaan kurang baik.Karena semua kejadian adalah kejadian baik dan kejadian sangat baik. Semua kejadian yang kita alami, selalu... dalam setiap detik nya, Allah bersama kita. Karena Dia akan mengalihkan perhatian kita dari ketakutan kita, dari kekhawatiran kita, kembali kepadaNya



Rumi:

Pikiran berkata: Aku kelabui dia dengan kata-kata

Cinta berkata: Diamlah, aku tipu dia dengan hati dan jiwa

Jiwa berkata kepada hati: Pergilah. Jangan bikin aku tertawa

Segala sesuatu sudah milikNya

Jadi, bagaimana kau bisa menipunya dengan apa saja?



Wahai Tuhan ku, ketentuan Mu pada diri ku merupakan kenyataan yang baik bagi angan ku.

Aku hanya bisa meminta untuk menolak dan menjauhkan atas apa yang aku takutkan dari apa yang Engkau ketahui tentang diriku menjadi kebaikan bagi ku di dunia dan di akhirat.

Hanya kepada Mu aku meminta pemeliharaan -Mu atas diriku, keluarga, sanak keluarga jauh, teman-teman ku, saudara-saudaraku sebaik-baik nya pemeliharaan. Agar mereka semua terpelihara dari celaan, aib, kesengsaraan, kekhawatiran, tercukupi seluruh keinginan, jauh dari kebencian, dekat dengan rejeki atas rasa syukur dan beribadah dengan baik kepada Mu. Dengan kasih Mu yang penuh ridha pada kami semua dan menjadikan kami semua ahli surga. Dengan rahmat Mu setelah ridha Mu.

Amin...



Niatkan, apa pun yang kita lakukan untuk Dia

Lillahi ta ala...

Bismillahirrahmanirrahim......

0 comments:

 
© free template by Blogspot tutorial